Selasa, 29 Januari 2013

Di Balik Nama Pena: Katumbiri Noviana


Kamar Depan, 22:39
Selasa, 29 Jan 2013


Katumbiri berarti pelangi, yang menurutku merupakan bahasa Sunda yang indah. Katumbiri mengingatkanku pada masa kanakku yang jauh, dan indah, di Palembang sana, ketika pada sore hari yang cerah langit berkomposisi antara biru, lembayung, dan hitam abu-abu seusai hujan. Aku sedang bermain di rerumput bersama teman-teman sebayaku, berlarian riang seusai hujan dalam cahaya keemasan mentari yang menyinari titik-titik air peraduan sisa hujan bersama dedaun. Kami berputar bak di negeri dongeng, mendendangkan khayangan, menatap langit, yang kemudian secara ajaib terlukis sebuah lengkung-lengkung mejikuhibiniu yang menakjubkan. Keindahannya tak tertahankan, lengkungan lembut warna-warni seperti dilukiskan ke atas kanvas membeledu biru. Warna-warnanya tegas dan anggun. Melengkung di cakrawala langit seperti sebuah jembatan indah yang dilukiskan Tuhan untuk menuju dunia yang lain, dunia khayangan yang sedang kami dendangkan. Kenangan  itu sudah berlalu selama 18an tahun, tapi tetap terpampang jelas di dalam memoriku seperti kejadiannya baru sekerjapan mata. Untuk itu lah aku ingin menjadi seperti pelangi, katumbiri. Karena setelah badai air yang guruh gemuruh menyerbu ke bumi, selalu ada cahaya mentari, dan terkadang katumbiri yang dilukiskan di atas horizon. Menatapnya seperti menemukan sebuah jembatan yang menghubungkan dunia manusia dengan dunia khayangan. Bersama hal-hal yang indah yang tak terbayangkan, membuatku tersadar bahwa hidup ini berharga dan indah. Hal yang membuatku tidak takut akan keputusasaan, kesedihan dan kesendirian.  Karena  selalu ada mentari setelah badai, terang setelah gelap, hangat setelah gigil. Dan karena selepas hujan, ada pelangi (Katumbiri) sebuah jembatan menuju mimpi.


Catatan: gambar diambil dari http://nur98hanan.files.wordpress.com/2010/06/rainbow_full.jpg?w=640 (1/2/13)

0 komentar:

Posting Komentar