Cianjur, Masih Ruang TV, masih pada jam-jam yang sama
Masih Kamis, 21 Februari 2013
Nah ada satu lagi tulisan yang pastinya bakal
‘mencerahkan’, terutama untuk yang berniat menulis ataupun menimbang-nimbang
untuk menulis. Bagiku pribadi aku sampai merinding bacanya, bagaimana denganmu?
Aku dapat dari website yang sama juga yang dikelola Maggie Tiojakin. Sebuah
karya terjemahan juga. Di sini link nya http://fiksilotus.com/2012/06/21/rainer-maria-rilke-surat-untuk-penulis-muda-1/
Dan ini jika kamu penasaran ingin langsung baca,
Mydear...
Rainer
Maria Rielke – Surat Untuk Penulis Muda
Surat ini merupakan surat pertama dari kompilasi sepuluh
surat yang ditulis oleh seorang penyair Jerman, RAINER MARIA RILKE, kepada
seorang calon penyair muda bernama FRANZ KAPPUS yang berusia 19 tahun dan
bingung memilih antara karir sebagai anggota militer atau penulis. Saat itu
Kappus memutuskan untuk mengirimkan puisi-puisinya kepada seorang penyair
ternama berusia 27 tahun. Tak disangka, gayung pun bersambut.
Diterbitkan dalam format buku pada tahun 1929, tiga tahun
setelah kematian Rilke, rangkaian surat tersebut ditulis dalam periode 6 tahun
(1902-1908).
Buku ini dianggap sebagai “panduan bagi penulis” oleh
kalangan sastrawan dan penikmat sastra dunia, karena kualitas nasihat yang
sifatnya sangat mendalam.
Fiksi Lotus menghadirkan SURAT PERTAMA dari koleksi
LETTERS TO A YOUNG POET karena elemen-elemen pembahasan yang unik dalam
membangun pribadi seorang penulis. Selamat menikmati! FL
Paris,
17 Februari 1903
My dear sir,
Surat yang Anda kirim baru tiba di tangan saya beberapa hari
lalu. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang Anda berikan
kepada saya lewat surat tersebut. Rasanya sulit bagi saya untuk membalas lebih
daripada itu.
Saya tidak bisa mengomentari karya Anda; karena saya
bukan orang yang suka mengkritik karya orang lain. Bagi saya, kritikan terhadap
karya seni adalah bentuk apresiasi yang paling kerdil: karena lumrahnya
kritikan selalu melahirkan kesalah-pahaman. Tidak semua hal di dunia ini dapat
kita mengerti atau sampaikan dengan baik, terlepas dari apa yang dikatakan
orang selama ini. Sebagian besar hal penting di dunia ini juga sangat sulit
untuk dijelaskan, dan di atas semua itu karya seni adalah hal yang paling sulit
untuk dimengerti. Seni adalah hal yang misterius, namun berbeda dengan hal-hal
duniawi, ia terus hidup dan bertahan sepanjang masa.
Setelah menyampaikan pembukaan, sekarang ijinkanlah saya
untuk mengatakan bahwa bait-bait puisi yang Anda kirimkan tidak memiliki
kepribadian, meskipun saya melihat adanya sebuah awal yang cukup menjanjikan.
Sesuatu yang sifatnya sangat personal. Saya sangat merasakan ini terutama di
puisi terakhir, “My Soul.” Dalam bait-bait yang Anda tulis, saya merasakan ada
sesuatu dalam diri Anda yang ingin Anda tunjukkan lewat kata dan nada. Lantas dalam puisi yang bertajuk, “To Leopardi” saya
melihat adanya rasa kagum yang ingin Anda haturkan bagi sang penyair kenamaan,
Giacomo Leopardi. Beliau dikenal sebagai seorang penyendiri semasa hidupnya.
Meski begitu, puisi-puisi yang Anda kirimkan masih belum
bisa berdiri sendiri, belum mandiri, termasuk puisi yang Anda dedikasikan untuk
Leopardi. Surat yang Anda tulis juga menandakan kelemahan-kelemahan yang sama
seperti yang saya temukan dalam bait-bait puisi yang Anda susun.
Anda tanya apakah menurut saya puisi-puisi Anda bagus.
Anda bertanya pada saya. Anda pasti sudah pernah menanyakan hal yang sama
kepada orang lain. Anda mengirimkan bait-bait ini ke berbagai majalah dan
berharap mereka bisa diterbitkan. Anda membandingkan bait-bait ini dengan
bait-bait karya orang lain; dan Anda merasa terganggu saat ada seorang editor
yang menolak karya Anda. Sekarang (karena Anda telah meminta nasihat saya) saya
minta Anda untuk menghentikan semua itu.
Selama ini Anda hanya melihat keluar, dan pada saat ini
hal itu adalah satu-satunya yang mengganggu kreativitas Anda. Tidak ada orang
yang bisa menasihati Anda atau membantu Anda untuk menjadi penulis yang lebih
baik—tidak seorangpun. Hanya ada satu cara bagi Anda untuk melakukannya: Anda
harus melihat ke dalam diri Anda sendiri. Carilah alasan kenapa Anda ingin
menulis; rasakan apakah alasan itu telah menanamkan akarnya jauh ke dalam diri
Anda, hati Anda, hingga Anda lebih baik mati daripada diharuskan berhenti
menulis. Di atas semua itu, Anda perlu memberanikan diri untuk bertanya kepada
diri Anda sendiri: haruskah Anda menulis? Carilah jawabannya di dalam diri
Anda. Jika jawaban dari pertanyaan itu sifatnya positif; atau bila Anda
menjawab pertanyaan itu dengan lugas dan sederhana: “Saya harus menulis,” maka
saya sarankan bagi Anda untuk mulai membangun hidup Anda sesuai dengan jawaban
tersebut. Setiap momen dalam hidup Anda harus Anda dedikasikan untuk menulis.
Ini adalah kesaksian Anda.
Setelah itu, dekatkan diri Anda kepada Alam. Lalu
cobalah, seperti orang yang baru lahir, untuk menggambarkan semua yang Anda
lihat, dengar, alami, cintai dan rindukan. Jangan menulis bait-bait puisi
cinta; hindarilah bentuk-bentuk tulisan yang generik dan ‘cetek’: karena
tulisan macam ini sangat sulit untuk dilakukan dengan sempurna. Dibutuhkan kemampuan
yang sangat hebat dan dewasa bagi seorang penulis untuk menguasai tulisan
seperti itu, karena sudah terlalu banyak yang melakukannya. Oleh sebab itu,
hindarilah tema-tema generik dan cari tema yang berasal dari kehidupan
sehari-hari Anda: jabarkan kesedihan Anda dan hasrat dalam hidup Anda. Jabarkan
pikiran yang melintas di kepala Anda dan apa-apa saja yang menurut Anda indah.
Jabarkan semua itu dengan penuh kasih sayang, dengan kesungguhan, dengan
ketulusan dan kerendahan hati—dan selalu gunakan hal-hal yang ada di sekeliling
Anda untuk berekspresi dalam tulisan. Gunakan imaji-imaji dari mimpi Anda,
serta obyek-obyek dari memori Anda.
Jika keseharian Anda tampak membosankan, jangan salahkan
keadaan, tapi salahkan diri Anda sendiri. Itu artinya Anda tidak memiliki
kemampuan berseni yang cukup untuk menguak kekayaan dari kehidupan yang
terkesan monoton; karena bagi seorang pencipta, tak ada kata bosan ataupun
monoton.
Bahkan jika Anda sedang mendekam di dalam sel penjara,
dikekang oleh empat tembok tebal, masih ada yang dapat Anda tulis—bukankah Anda
masih memiliki kenangan masa kecil Anda? Memori yang diisi dengan segala hal
unik dan menarik? Alihkan perhatian Anda ke sana. Angkat semua kesan yang Anda
sematkan dalam masa lalu Anda; maka dengan begitu kepribadian Anda juga akan
semakin kokoh, Anda akan tenggelam dalam kesunyian dan masa lalu Anda akan
kembali—menelan suara-suara lain yang ada di sekitar Anda.
Dari perjalanan ini, melihat ke dalam diri Anda sendiri,
menyerap semua sensori yang ada di masa lalu Anda—bait-bait itu akan datang
dengan sendirinya. Kalau sudah begitu, Anda takkan repot-repot bertanya kepada
orang lain apakah bait-bait itu bagus atau tidak. Anda juga takkan perduli
apakah para editor tertarik atau tidak terhadap karya Anda: karena di dalam
karya itu Anda akan melihat jati diri Anda, sebuah fragmen dan suara dari
kehidupan Anda sendiri.
Suatu karya seni dianggap bagus jika datangnya dari
sebuah kebutuhan. Oleh sebab itu, orang akan selalu berusaha menghakimi
penciptanya. Tak ada cara lain untuk memahami suatu karya seni.
Karena itu, my dear sir, saya tidak punya nasihat lain
untuk Anda, kecuali ini: lihatlah ke dalam diri Anda sendiri dan uji kedalaman
hati Anda—jelajahi seluk-beluk kehidupan Anda, dan di tengah semua itu, Anda
akan menemukan jawaban dari pertanyaan yang perlu Anda lontarkan: haruskah Anda
menulis?
Setelah Anda menemukan jawabannya, terimalah dengan
tangan terbuka. Jangan mempertanyakan jawaban itu sendiri. Mungkin Anda memang
sudah ditakdirkan untuk menjadi seorang penyair. Maka terimalah takdir Anda
dengan keberanian—pikul bebannya, dan rayakan kebesarannya…namun jangan pernah
bertanya apa timbal baliknya dari orang lain.
Seorang pencipta harus bisa menciptakan dunianya sendiri
dan mencari semua yang dia butuhkan dari dalam dirinya, serta bersandar hanya
pada Alam.
Namun ada juga kemungkinan bahwa setelah Anda melakukan
perjalanan ke dalam diri Anda sendiri, Anda akan mendapati bahwa Anda tidak mau
jadi seorang penyair (seperti yang sebelumnya saya katakan, jika Anda bisa
hidup tanpa menulis, maka jangan coba-coba untuk jadi penulis). Meski begitu,
saya berjanji bahwa perjalanan pencarian jati diri yang saya sarankan takkan
sia-sia—apapun hasilnya. Anda akan menemukan jalan hidup Anda—dan saya harap
jalan itu membawa Anda pada kemakmuran dan kesejahteraan.
Apa lagi yang bisa saya katakan kepada Anda? Menurut saya
semua yang penting telah saya utarakan dalam surat ini. Lagipula saya hanya
ingin menasihati Anda agar terus mengembangkan diri Anda tanpa ada campur
tangan orang lain. Tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa mengganggu proses
tersebut kecuali keinginan Anda untuk mendapatkan persetujuan orang lain. Anda
jangan sekali-sekali mengharapkan orang lain untuk menjawab pertanyaan yang
hanya bisa dijawab oleh diri Anda sendiri. Carilah waktu yang tepat, yang
sunyi, di mana Anda bisa berpikir jernih.
Adalah suatu kehormatan bagi saya untuk mengetahui bahwa
Anda mengenal Profesor Horaček; saya sangat mengagumi beliau dan selalu mensyukuri
kehadiran beliau dalam hidup saya. Jika Anda bertemu dengan beliau, tolong
sampaikan rasa hormat saya. Selain itu, saya juga sangat tersanjung beliau
masih mengingat saya—saya sungguh menghargai itu.
Bersama dengan surat ini, saya mengembalikan puisi-puisi
yang Anda lampirkan sebelumnya. Terima kasih atas kepercayaan Anda terhadap
saya; dan saya berharap bahwa lewat surat balasan ini, Anda juga merasakan
kepercayaan yang sama dari saya. Saya harap surat ini dapat menjadi awal suatu
pertemanan.
Yours faithfully and with all sympathy,
Rainer Maria Rilke
2012 © Fiksi Lotus
& Rainer Maria Rilke. Tidak untuk dijual, digandakan ataupun ditukar.
0 komentar:
Posting Komentar